Sabar terhadap Perlakuan Manusia – bagian [2] (menurut Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani)

“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.”(QS [16]:126-127)

“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”(QS [47]:31)

“…bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS [8]:46)

“…Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(QS [39]:10)

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar…”(QS [46]:35)

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”(QS [73]:10)

Syaikh Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani berkata,”Saya pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi berkata: “Diantara perilaku seorang murid apabila ia tinggal di zawiyah (pemondokan) atau di tengah keramaian pasar hendaknya yang dijadikan modal utama adalah sanggup bersabar dengan penuh lapang dada* dan memaafkan semua orang yang datang kepadanya dengan membawa apa yang tidak disuka. Ia juga harus sanggup menerima dengan senang hati, rela dan pasrah terhadap apa yang dibawa orang-orang yang tinggal di pemondokan atau mereka yang tinggal di tengah keramaian pasar. Kalau tidak, maka dengan cara bersabar.”

*[Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin 3/61, Imam Al-Ghazali berkata,”Sabar adalah menerima dengan lapang dada hal-hal yang menyakitkan dan menyusahkan serta menahan amarah atas perlakuan kasar. Barangsiapa mengeluh bila diperlakukan buruk oleh orang lain, maka hal itu menunjukkan masih buruknya akhlak orang tersebut, karena akhlak yang mulia sesungguhnya adalah menerima secara lapang dada semua bentuk perlakuan yang menyakitkan.”];

Dan,

Syaikh Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani berkata,”Saya pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi bercerita: AbuYazid al-Bisthami tidak mau tinggal di suatu tempat kecuali bila orang-orang yang ada di sekitarnya mengingkari, selalu menyakiti dan meremehkannya. Ini dia lakukan untuk melatih diri (nafsu)nya. Ketika orang-orang di sekitarnya sudah mulai menghormati dan banyak berterima kasih kepadanya, dia akan segera meninggalkan mereka. Barangkali ini dilakukan pada tahap awal dia masuk ke kalangan kaum Sufi.”

(* Sumber : “Kesabaran” dalam buku “Akhlak Rasul Menurut Bukhari dan Muslim”, Abdul Mun’im al-Hasyimi; dan http://www.sufinews.com/ tertanggal 11 Mei 2013)

》Berkaitan dengan catatan berjudul : Futuwwah (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

》Catatan lain yang terkait erat dengan catatan pada laman ini, berjudul :

[1] Sabar terhadap Perlakuan Manusia – bagian [1] (menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

[2] Adab Suluk | (Menahan) Amarah

[3] Memaafkan | Suluk

[4] Halangan Rintangan dalam Suluk : Condong kepada Makhluk | Penghalang Suluk : Makhluk

Tentang 710.YP

♡ Notes. Excerpts. Islamic. Tashawwuf. Sufism ♡ Living with [Chronic blood cancer- CML type] + [Cardiac arrhythmia] + [Bronchial asthma] + [CIPN-related Chronic Pain] + [Paraneoplastic Syndromes] ♡
Pos ini dipublikasikan di Adab Suluk, Hati, Jalan Suluk, Jihad Akbar, Qalb, Rintangan dalam Suluk, sufism; tashawwuf, Suluk, Tata Cara Suluk, tazkiyatunnafs dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.